Sabtu, 17 Maret 2012

LIKUIDASI PERUSAHAAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau perubahan terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan tidak mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan tersebut dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting dalam dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Proses reorganisasi maupun likuidasi dapat diselesaikan dengan penyelesaian melalui pengadilan (formal) atau penyelesaian melalui jalur di luar pengadilan (informal). Sebagian besar perusahaan Indonesia memilih penyelesaian informal. Dalam resolusi informal, perusahaan dapat merestrukturisasi harta atau kewajibannya tanpa harus mengikuti hukum kepailitan. Sebagai contoh, perusahaan dapat menjual beberapa hartanya untuk melunasi kawajiban-kewajibannya. Dalam restrukturisasi kewajiban, perusahaan mencoba untuk mencari investor baru atau melakukan debt to equity swap. Pilihan yang terakhir menyebabkan pemberi utang berubah status menjadi pemilik perusahaan.
Masalah utama pada penjualan harta adalah pasar yang tidak likuid. Perusahaan menghadapi kesulitan menjual harta pada harga yang layak. Mengapa? Karena Pembeli potensial yang mau membeli dengan harga terbaik adalah perusahaan-perusahaan di industri yang sama. Jika perusahaan pesaing juga terkena dampak penurunan industri sehingga mereka juga dalam kesulitan likuiditas, maka harga jual harta bisa tertekan.





BAB II
LIKUIDASI PERUSAHAAN

Likuidasi perusahaan dalam bahasa inggris adalah winding up  atau liquidation. Yang di maksud likuidasi perusahaan adalah suatu tindakan untuk membubarkan ,menutup atau menghentikan semua kegiatan dari suatu peusahaan dan membereskannya serta membagi-bagikan aktiva tersebut pada pihak kreditur dan pemegang saham.

Dengan demikian ,elemen-elemen hukum dari suatu perusahaan adalah:
  1. penutupan  / penghentian bisnis perusahaan
  2. pemberesan perusahaan ( menjual dan membagi-bagi asset)
  3. pembubaran (termasuk pelaporan, pandaftaran dan pengumuman tentang pembubaran).

2.1 SEBAB-SEBAB TERJADINYA LIKUIDASI PERUSAHAAN
  1. sewaktu-waktu karena kehendak atau Rapat Umum Pemegang Saham (dengan kuorum dan voting supermajority)
  2. jangka waktu berdiri perusahaan sudah berakhir dan tidak di perpanjang.
  3. berdasarkan penetapan pengadilan, yakni dalam hal – hal sebagai berikut:

·         Permohonan dari pihak kejaksaan.
·         Permohonan paling sedikit 10% pemegang saham.
·         Pemohonan kreditur (setelah pailit atau setelah pailit di cabut)
·         Permohonan pihak perseroan dengan alasan karena adanya cacat hokum dalam akta pendirian.

  1. sebagai akibat dari merger atau konsolidasi perusahaan yang memerlukan likuidasi.





2.2 TUJUAN LIKUIDASI
  • Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum dari realisasi aktiva.
  • Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
  • Untuk membagikan uang tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.

2.3 AKIBAT HUKUM KARENA ADANYA LIKUIDASI
Akibat hukum dari adanya likuidasi perusahaan adalah sebagai berikut:
1.      perusahaan tidak bisa bernisnis lagi.
2.      perusahaan dapat melaksanakan kegiatan tertentu sejauh yang menyangkut dengan pemberesan kekayaan.
3.      di belakang nama perusahaan du bubuhkan kata “dalam likuidasi”.
4.      pengangkatan likuidator.
5.      kewajiban pemberesan hak dan kewajiban perusahaan.
6.      pembubaran perusahaan.

Setelah suatu perusahaan dinyatakan dalam likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau oleh pihak-pihak lain maka selanjutnya terhadap perusahaan yang berstatus likuidasi tersebut disebut dengan perusahaan dalam likuidasi atau sering ditulis kata “dalamlikuidasi” di belakang nama perusahaan tersebut. Perusahaan seperti ini masih tetap eksis dan masih merupakan badan hukum, tetapi dijalankan oleh likuidatornya atau oleh pihak yang ditunjuk oleh likuidator. Perusahaan tetap berjalan dan tidak boleh menjalankan bisnis baru, tetapi sekedar mynyelesaikan tugas-tugasnya dalam rangka proses pemberesan dan likuidasi tersebut. Bisnis pada prinsipnya dihentikan, tetapi dapat saja dilanjutkan jika dianggap menguntungkan bagi perseroan sambil membereskan perusahaan tersebut.





 Jadi konsekuensi hukum dari penempatan perseroan menjadi PT (dalam likuidasi) antara lain sebagai berikut :
  1. bisnis perusahaan tersebut dihentikan
  2. Semua kekuasaan direksi beralih kepada likuidator
  3. Kekuasaan komisaris dibekukan
  4. Kekuasaan Rapat Umum Pemegang Saham dibekukan kecuali dalam hal laporan terakhir dari likuidator, yang memang harus diberikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
  5. Perusahaan tetap berjalan sejauh untuk kepentingan pemberesan dan pembubaran saja
  6. Perusahaan tidak dapat lagi mengubah status asetnya, kecuali yang dilakukan oleh likuidator dalam rangka pemberesan
  7. Menjadi restriksi terhadap kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses hukum lainya.

Selama dalam proses likuidasi tersebut perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum seperti biasanya kecuali perbuatan hukum yang diperlukan untuk pemberesan kekayaan dalam proses likuidasi, dengan menempatkan kata-kata ”dalam likuidasi” di belakang nama perseroan tersebut.
            Dalam hal likuidasi perusaahaan ini di angkat seorang atau lebih likuidator unutuk menyeleisaikan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan likuidasi ini. Tugas likuidator dalam proses likuidasi mirip dengan tugas curator dalam proses kepailitan perusahaan.
Likuidator di angkat oleh:

  1. rapat umum pemegang saham jika likuidasi di tetapkan oleh rapat umumpemegang saham.
  2. pengadilan jika likuidasi atas perintah pengadilan






2.4 PIHAK-PIHAK YANG BERHAK MENJADI LIKUIDATOR
Adapun mereka yang di angkat sebagai likuidator adalah :
  1. pihak dalam perusahaan, dalam hal ini di reksi atau dapat di tambah dengan pihak lain seperti komisaris atau menejer.
  2. pihak luar perusahaan seperti lawyer atau akuntan public.
  3. kombinasi antara pihak dalam dengan pihak luar perseroan.
  4. direksi, jika dalam suatu likuidasi ternyata tidak di tunjuk seorang likuidator.

            Seperti telah di sebutkan bahwa seorang likuidator mempunyai tugas yang mirip dengan tugas curator dalam proses kepailitan perusahaan. Dalam proses pemberesan perusahaan seorang likuidator mempunyai tugas yuridis sebagaia berikut:

  1. likuidator bertugas sebagai mana layaknya direksi perusahaan.
  2. pencatatan dan pengumpulan kekayaan peruhaan.
  3. penjualan asset-aset perseroan.
  4. penegiahan piutang perseroan.
  5. melanjutkan bisnis perseroan sebelum di jual asset jika hal tersebut di anggap yang terbaik buat perolehan perusahaan yang optimal.
  6. pemanggilan kriditur dan pemberitahuan kepada kreditur dan public.
  7. penetuan tatacara pembagian asset perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  8. pembayaran kepada kreditur.
  9. pembagian sisa hasil kekayaan kepada pemegang saham.

2.5 TUGAS-TUGAS LIKUIDATOR
Sedangkan dalam proses pembubaran perusahaan, para likuidator mempunyai tugas-tugas yuridis sebagai berikut:

  1. mendaftarkan likuidasi dalam daftar perusahaan.
  2. mengumumkan likuidasi dalam berita Negara.
  3. mengumumkan likuidasi dalam 2 surat kabar harian
  4. melakukan pemberitahuan kepad amenteri kehakiman.
  5. mengadakan rapat umum pemegang saham (RUPS) terakhir dan likuidator bertanggung jaawab kepada rapat umum pemegang saham atas hasil likuidasi yang telah di lakukan.
  6. mendaftarkan hasil proses likuidasi dalam daftar perusahaan.
  7. meng umumkan proses akhir likuidasi dalam berita Negara.
  8. mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam 2 surat kabar harian.

            Apabila liudator dapat menjalankan tugasnya secara benar, maka pada prinsipnya dia dapat di bebaskan dari tanggung jawabnya demi hokum. Aman tetapi pembebasan tangggung jawab tersebut dapat juga dilakukan dengan pemberian pembebasan tanggung jawab dalam rapat umum pemegang saham yang terakhir.
Jika ppihak likuidator belum melakukan pendaftaran (dalam daftar perusahaan) dan pengumuman (dalam berita Negara), maka proses likuidasi beserta seluruh konsekuensi hukunya belum berlaku terhadap pihak ketiga, tetapi hanya berlaku secara intern perusahaan. Di samping itu , yang mesti di wanti-wanti adalah jika ada tugas likuidator yang tidak di lakukan , maka pihak likuidator akan bertanggung jawab secara pribadi ( jika likuidator tunggal) dan secara renteng (jika likuidator berbentuk tim).   

2.6  PROSES PEMBUBARAN
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) melalui penyerahan, yaitu proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan, dan (2) melalui kepailitan formal berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan khusus.
Likuidasi penyerahan adalah prodesur informal untuk melikuidir hutang, bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan formal karena mereka menerima lebih banyak. Dilakukan transfer kepemilikan aktiva kepada pihak ketiga yang disebut assignee atau trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur secara pro-rata.


Sedangkan likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari kemungkinan penipuan oleh debitur, pembagian aktiva debitur secara adil kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur sehingga yang bersangkutan dapat mulai usaha baru tanpa harus dibebani hutang terdahulu.
Sementara itu, apabila perusahaan telah di bubarkan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pembubaran perseroan likuidator wajib memberitahukan:
  1. Kepada semua kreditor mengenai pembubaran perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran perseroan dalam:
A.       surat kabar, yang memuat:
                                           I.    Pembubaran perseroan dan dasar hukumnya;
                                        II.    Nama dan alamat likuidator
                                     III.    Tata cara pengajuan tagihan dan
                                     IV.    Jangka waktu pengajuan tagihan (60 hari terhitung sejak tanggal pengumuman)
B.        Berita Negara republic Indonesia, yang memuat:
                                        I.        Dasar hukum pembubaranperseroan dan
                                     II.        Pemberitahuan kepada kreditor dalam surat kabar
  1. Pembubaran perseroan kepada menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan bahwa perseroan Dalam likuidasi.
  2. Setelah 30 hari pertanggungjawaban likuidator diterima, Likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam surat kabar
a.       Setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator atau
b.      Setelah pengadilan menerima pertanggungjawaban likuidator yang ditunjuknya.






BAB III
LIKUIDASI PERSEKUTUAN

            Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti/bubar secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi.
            Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
1)      Salah seorang sekutu menghendaki pembubaran
2)      Salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk melanjutkan persekutuan
3)      Perselisihan intern diantara sekutu
4)      Salah seorang sekutu dinyatakan pailit


3.1 JENIS-JENIS LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Ditinjau dari waktu penyusunan daftar likuidasi, maka likuidasi dapat dibedakan menjadi:
1.      Likuidasi secara langsung/sekaligus:
Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh aktiva direalisasi.
2.      Likuidasi secara bertahap periodik
Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik setelah terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur likuidasi secara berulang-ulang sampai akhirnya semua perkiraan tidak bersaldo.
3.      Likuidasi secara bertahap dengan program kas
Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama dengan likuidasi secara bertahap periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih dahulu sebelum daftar likuidasi disusun, yang menunjukkan bagaimana kas dibagikan kepada para sekutu dikemudian hari. Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga agak berbeda dengan likuidasi secara bertahap periodik.


3.2 TUJUAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Tujuan utama dari likuidasi persekutuan adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan.
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas:
1)      jumlah yang terhutang kepada negara.
2)      jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.
3)      jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
4)      jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.
Meskipun terdapat urutan prioritas tersebut diatas, namun bukan berarti jika terdapat kas yang akan dibagikan kepada sekutu (distribusi kas) pasti dibagikan kepada sekutu atas bagian pinjaman kepada sekutu yang bersangkutan, tetapi pada saat likuidasi maka kedudukan pinjaman dari sekutu/loan dan modal sekutu yang bersangkutan adalah setingkat untuk menghitung hak sekutu yang bersangkutan. Setelah melalui perhitungan yang tertuang dalam skedul pembayaran kas, maka kas yang dibagikan kepada masing-masing sekutu barulah dibedakan berdasarkan prioritas tersebut diatas untuk masing-masing sekutu yang bersangkutan.

Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:
1)      Semua perkiraan sementara / nominal pada buku besar disesuaikan dan ditutup, kemudian laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.
2)      Mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
3)      Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa likuidasi dengan cara mengalokasikan ke modal para sekutu sesuai dengan perbandingan laba/rugi.


4)      Membayar semua kewajiban kepada negara dan kreditur / pihak ketiga.
5)      Bila modal sekutu bersaldo debit (defisit) maka dapat dikompensasi / di-offset dengan saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan, maksimum sebesar saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan / loan tetapi tidak sampai menyebabkan modal bersaldo kredit. Jika tidak ada saldo pinjaman dari sekutu yang bersangkutan, maka sekutu yang bersaldo modal debit harus menyetorkan kas.
6)      Mendistribusikan sebagian atau seluruh kas yang tersedia kepada para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi dengan memperhatikan syarat perlu menyusun skedul pembayara kas.

























DAFTAR PUSTAKA

Munir Fuady, 2003, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung : Citra Aditya Bakti

Dr.Munir Fuady, SH,LL M.Pengantar  Hukum Bisnis, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005

Zaeni Asyhadie, SH M.Hum, Hukum Bisnis, Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005

diktat hukum bisnis oleh tim dosen FE UNIMED


akuntansi manajement


KONSEP DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN

A.  KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN
1.      Kegunaan informasi akuntansi
Informasi akuntansi dalam dunia bisnis merupakan subjek penting dalam berbagai keputusan manajemen. Hal ini di sebabkan karena data akuntansi luas sekali cakupannya, meliputi harta, utang, modal, pendapatan, biaya, beban, rugi dan laba. Semua level manajer harus mengetahui dan memahami informasi akuntansi dan mampu menggunakan dalam pengambilan keputusan, baik dalam organisasi bisnis maupun nonbisnis. Di samping itu, informasi akuntansi juga dapat menolong para manejer untuk mengetahui perubahan dan menganalisis perubahan, sehingga dapat di temukan sebab-sebab perubahan. Perubahan itu sendiri merupakan suatu keharusan karena unsure-unsur dalam system bisnis itu dinamis (berkembang dan bergerak maju). Manajemen harus peka setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan organisasinya, dan salah satu alat untuk mendeteksi perubahan itu adalah informasi akuntansi.
Informasi akuntansi yang digunakan manejer untuk mengetahui perubahan dalam lingkungan organisasinya dengan informasi biaya (cost) dan manfaat (benefit) sehingga manejer selalu berfikir cost-benefit ratio yaitu setiap pengorbanan harus memperoleh output yang menguntungkan.
Informai akuntansi itu memiliki tiga tujuan yaitu memberi pelaporan pada manajemen yaitu untuk:
1.    Membuat keputusan-keputusan rutin bisnis (kegiatan opersi) dan keputusan-keputusan khusus (investasi jangka panjang).
2.    Memberikan pelaporan kepada pihak luar perusahaan yaitu pemegang saham, lembaga keuangan, dan lain-lain.
3.    Member informasi kepada pihak dalam perusahaan yaitu kepada bebagai level manejemen.

2.    Hakikat Akuntansi Manajemen
Hakikat manajemen adalah membuat keputusan, yakni alternative terbaik dari berbagaia alternative informasi yang tersedia yang dapat memberi maksimum benefit. Keputusan ini meliputi keputusan rutin dan keputusan khusus. Pengambilan keputusan merupakan suatu tugas pokok manajemen yang dapat di kategorikan menjadi dua aspek yaitu aspek keputusan dalam perencanaan dan apek keputusan dalam pengendalian.
Perencanaan yaitu menetapkan sasaran, menyiapkan peralatan,menyiapkan tenaga kerja, dan membuat metode kerja yang efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengendalian yakni: (1) mengevaluasi program kerja dan anggaran, (2) menempatkan kembali pelaksanaan yang menyimpang dari program kerja dan anggaran, dan (3) mengevaluasi prestasi kerja, sesuai atau tidak sesuai dengan rencana. Dengan demikian pengendalian itu meliputi 3 aspek, yaitu gagasan (standar, program kerja, anggaran),pelaksanaan (perilaku penyimpangan para pelaksana), dan hasil kerja (evaluasi kinerja).
Tugas manajemen adalah menganalisis penyimpangan dan kemudian memperbaiki program kerja, anggaran, dan memperbaiki perilaku para pelaksana. Tindakan manajemen menganalisis penyimpangan ini di bantu oleh akuntan internal dengan mengunakan system akuntansi yang mampu menyoroti bidang-bidang yang memerlukan pemeriksaaan intensif (pemeriksaan rutin).

B.  RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi Manajemen adalah proses pengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi/keuangan, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi manajemen yang menggunakan informasi tersebut di mana titik sentralnya untuk pihak-pihak di dalam organisasi/perusahaan.

 

1.      Fungsi Akuntansi Dalam Organisasi

            Dipandang dari tugas, fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi dibagi dua kelompok, yaitu :
a.      Fungsi Garis (Link Manager)
       Adalah para pejabat/pegawai atau bagian tertentu dalam suatu organisasi yang mempunyai tugas langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
       Contoh :
       Para manajemen lini seperti :
·        Manajer produksi Sedan.
·        Manajer Prtoduksi Motor
·        Manajer Produksi Bus
b.      Fungsi Staf
       Adalah pegawai atau bagian yang mempunyai tugas tidak langsung dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan, lebih menekankan pemberian jasa konsultasi, pelayanan dan informasi kepada staf fungsi garis.
      Contoh :
Eksekutif  Yang Mengurus Hubungan Dengan Pemerintah

1.    Ruang Lingkup Manajemen

a.      Organisasi dan Tujuan Organisasi

      Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
      Contoh :
§  Panitia 17 Agustus
§  Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat
§  PT Indofood
§  Departemen Keuangan

b.      Strategi
      Adalah pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan bagi perusahaan. Satu set strategi yang perlu dijalankan bagi organisasi yang bertujuan mendapatkan laba, yaitu :
a.       Memilih produk/jasa apa yang hendak dijual.
b.      Bagaimana membuat produk/jasa.
c.       Bagaimana memasarkannya.
c.       Struktur Organisasi
      Adalah gambar tentang kelompok-kelompok kerja atau tempat-tempat pimpinan. Serta penjelasan mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang.

2.      Fungsi Manajemen

a.      Planning

      Adalah keputusan tentang apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
b.      Coordinating
      Adalah koordinasi dalam melaksanakan planning/perencanaan yang telah ditetapkan, supaya bisa berjalan seperti yang diharapkan.
c.       Directing
      Adalah pengawasan dari pelaksanaan planning pada saat planning tersebut dijalankan, di sini termasuk pengarahan dari orang-orang yang menjalankan planning tersebut
d.      Controlling
      Adalah pengawasan dari hasil pelaksanaan planning yang biasanya dijalankan dengan membandingkan antara planning dengan pelaksanaan sesungguhnya.

3.      Jenis-jenis Informasi Akuntansi Untuk Manajemen

a.      Akuntansi Biaya Penuh (Full Cost Accounting)

      Ialah jumlah seluruh biaya langsung yang berkenaan dengan item tersebut ditambah bagian yang layak dibebankan pada item tersebut dari biaya tidak langsung.
b.       Akuntansi Biaya Diferensial (Differensial Accounting)
      Ialah informasi keuangan yang akan digunakan dalam membantu untuk menentukan alternatif mana yang dipilih, dimana biaya-biaya yang berbeda antara satu set kondisi/alternatif yang satu dengan kondisi yang lain dan merupakan biaya yang akan dating.
      Contoh :
·         Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan membeli atau  membuat
·         Informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut
c.       Akuntansi Pertanggung jawaban (Responsibility Accounting)
      Ialah informasi keuangan dengan tujuan untuk pengendalian biaya, dimana setiap pusat pertanggungjawaban yang dipimpin seorang manajer (pimpinan) bertanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat.
      Contoh :
·         Informasi menganai jumlah biaya yang telah dikeluarkan dari suatu departemen/Divisi
·         Informasi mengani Kentungan yang diperoleh Kantor Cabang di Jakarta

MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
Informasi Akuntansi Penuh
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalubermanfaat untuk: pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban ataspertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu”, dan penentuan hargajualdalam cost type contract.Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datangbermanfaat untuk: penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan hargatransfer, dan penentuan harga jual yang diatur oleh pemerintah.




Selasa, 28 Februari 2012

ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN ANGGGARAN FLEKSIBEL


ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN ANGGGARAN FLEKSIBEL
A.    ANALISIS PERILAKU  BIAYA
Biaya adalah kas atau setara kas yang di korbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang di harapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di masa mendatang. Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel.
1.      Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah  biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
·         Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu.
·         Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
Biaya tetap untuk kepentingan perencanaan dan pengambilan keputusan dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      Discretionary fixed cost
Discretionary fixed cost adalah biaya tetap yang pengeluarannya bisa dipengaruhi oleh kebijakan manajemen, sehingga sering disebut biaya yang bisa dikelola. Biaya tetap discretionary akan dikeluarkan dalam jumlah yang secara total tidak berubah apabila manajemen mengambil keputusan untuk mengeluarkan keputusan itu. Contohnya adalah  penelitian dan biaya pengembangan, pendidikan dan latihan karyawan, serta promosi dan advertensi.
2.      Commited fixed cost
Commited fixed cost adalah biaya tetap yang dibebankan atau dikeluarkan karena keputusan yang lalu yang berhubungan dengan ramalan penjualan jangka panjang atau untuk menjaga kapasitas yang dibutuhkan jangka panjang. Biaya tetap ini adalah biaya penyusutan aktiva tetap, biaya pajak kekayaan, asuransi, gaji para direktur dan sebagainya.
3.      Biaya tetap bertingkat
Biaya tetap bertingkat adalah biaya tetap yang jumlahnya tetap pada kapasitas tertentu, tetapi akan berubah pada kapasitas yang lain. Contoh: Gaji pegawai pengawas produksi. Pada saat produksi sejumlah 10.000 unit, hanya diperlukan 1 orang pengawas dengan gaji Rp. 1.000.000,00/bulan. Tetapi apabila produksi bertambah menjadi 15.000 unit/bulan, akan diperlukan pembantu pengawas dengan gaji Rp. 600.000,00/bulan. Dan bila produksi melebihi 15.000 unit, diperlukan tambahan pembantu pengawas dengan gaji Rp. 400.000,00/bulan.

2.      Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya bahan baku , biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi variabel.
Ada 3 jenis biaya variabel yaitu: biaya variabel murni, biaya variabel bertingkat, biaya variabel lengkung.
  1. Biaya variabel murni
Biaya variabel murni adalah biaya variabel yang jumlah totalnya akan berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan tanpa ada diskon, yaitu apabila perusahaan membeli bahan 1000 unit, maka perusahaan harus membayar Rp.1000.000.000,00; bila membeli 2000 unit akan membayar Rp. 2.000.000.000 dan seterusnya.

  1. Biaya variabel bertingkat
Biaya variabel bertingkat mempunyai sifat, secara total berubah setelah melampaui tahap tertentu pada perubahan kapasitas. Contoh: Biaya pemeliharaan mesin dibayarkan berdasarkan jam kerja, jumlah pegawai adalah 4 orang. Apabila mesin diperbaiki cukup dikerjakan 1 orang, terpaksa perusahaan akan membayar 4 jam 1 orang. Karena jumlah pegawai pemeliharaan adalah 4 orang, jadi biaya pemeliharaan 1 sampai 4 jam adalah sama. Jumlah biaya pemeliharaan antara 5 sampai 8 jam sama dan seterusnya meningkat dengan kelipatan empat.
  1. Biaya variabel lengkung
Biaya variabel lengkung adalah biaya yang secara total berubah tidak selalu proporsional (tetapi tidak mempunyai sifat seperti biaya semi variabel), pada tahap awal biaya total berubah proporsional, pada tahap menengah perubahan biaya akibat tambahan volume kegiatan akan menurun, dan pada tahap lanjutan perubahan biaya akan menajam melebihi tahap awal. Contoh: Biaya bahan tertentu yang pasarnya mempunyai tingkat penawaran yang pada tahap tertentu akan menjadi lagka. Pada saat perusahaan membutuhkan bahan tersebut sejumlah sampai dengan 1000 unit, maka harga per unit Rp.100.000,00 dan pembelian diatas 1000 unit memperoleh diskonto 10%, namun setelah bahan dibeli melebihi 5000 unit, pasar setempat tidak bias memenuhi dan perusahaan harus mencari pasar lain, mungkin diluar kota atau diluar negeri dengan tambahan biaya pengangkutan, biaya asuransi dan sebagainya, sehingga bahan sampai gudang akan menjadi Rp. 120.000,00 per unit.
Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.      Biaya variabel engineered
Biaya variabel engineered adalah biaya variabel yang mempunyai hubungan phisik yang       eksplisit dengan keluarannya, misalnya : biaya bahan baku , biaya tenaga kerja langsung.
2.      Biaya variabel discretionary
Biaya variabel discretionary adalah biaya variabel yang tidak mempunyai hubungan akurat dengan keluarannya, misalnya biaya promosi dan advertensi yang ditentukan oleh manajemen berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan penjualan, biaya penelitian dan pengembangan yang ditentukan berdasar persentase tertentu dari laba yang dicapai.
3.      Biaya Semi Variabel
Biaya campuran atau biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah dengan adanya perubahan kapasitas kegiatan tetapi perubahan jumlah biaya tersebut tidak proporsional dengan perubahan kapasitas kegiatan. Contoh: biaya listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya telpon, dan sebagainya.
Jadi, biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional).
2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.




4. Metode Pemisahan Biaya Campuran ( semi variabel )
Terdapat empat metode yang bisa digunakan untuk memisahkan biaya variabel dan biaya tetap, yaitu :

  1. Metode Engineer (engineering method)
Metode Engineer adalah suatu metode pemisahan biaya campuran, yang digunakan bila analisis biaya tidak mempunyai pengalaman di masa lalu. Metode ini diterapkan untuk pemisahan biaya pertama kali, misalnya untuk perusahaan baru atau untuk jenis biaya baru. Metode ini dikelompokkan menjadi dua yaitu :
  1. Metode Penghentian Kegiatan ( Stand by Method ), merupakan metode pemisahan biaya dengan menghentikan kegiatan operasi secara total dan penghentian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan metode penghentian kegiatan, maka seluruh kegiatan operasi pada departemen yang akan dinilai dihentikan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, dan pada saat operasi dihentikan akan bias diketahui berapa biaya masih harus dikeluarkn walaupun kegiatan tidak ada. Secara umum, metode ini bisa dipisahkan dengan prosedur sebagai berikut:
a)    Perusahaan menghentikan kegiatannya dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan.
b)   Pada waktu tidak ada kegiatan dihitung biaya-biaya yang masih tetap dibayar dan jumlah ini diketahui sebagai biaya tetap.
c)    Saat berjalan kembali kegiatan perusahaan akan dihitung jumlah totalnya.
d)   Biaya total dalam butir 3 dikurangi biaya tetap merupakan biaya variabel.
Contoh : Perusahaan menghentikan kegiatannya selama satu bulan dan biaya tetap dibayar adalah Rp.8.000.000,00 setelah perusahaan berjalan kembali selama satu bulan dikeluarkan biaya Rp.20.000.000,00 dan produksi/kapasitas adalah 15.000 maka biaya Rp.20.000.000,00 disebut biaya semi variabel yang terdiri dari:
1)      Biaya tetap                                                             Rp. 8.000.000,00
2)      Biaya variabel = Rp.20.000.000,00 - Rp.8.000.000,00      Rp.12.000.000,00
Atau Rp.800,00 per unit (=Rp.12.000.000,00/15.000 unit)
  1. Metode Gerak dan Waktu (time and motion study method)
Metode ini merupakan metode yang bisa digunakan ahli teknik, analis biaya akan mengadakan beberapa percobaan setiap unsur kegiatan dan dilakukan dalam beberapa waktu tertentu.
  1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode ini mempunyai cara dalam pemisahan biaya variabel dan biaya tetap sebagai berikut:
a)      Perusahaan memilih kapasitas tertinggi dan kapasitas terendah dari kegiatan operasinya.
b)      Menghubungkan biaya pada saat kapasitas tertinggi dengan biaya kapasitas terendah.
c)      Menghitung biaya variabel perunit kapasitas dengan rumus:
      BT – BR
                             ═ BVU
      KT - KR
Notasi:
BT = Biaya pada kapasitas tertinggi
BR = Biaya pada kapasitas terendah
KT = Kapasitas tertinggi
KR = Kapasitas terendah
BVU = Biaya Variabel per unit
Menghitung biaya tetap total dengan rumus :
BTT    BT ─  (KT × BVU)
Notasi:
BTT  = Biaya tetap total
BT    =Biaya pada kapasitas tertinggi
KT   = Kapasitas tertinggi
BVU = Biaya Variabel per unit
Contoh: Sebuah perusahaaan mempunyai data pemeliharaan sebagai berikut :
            Kapasitas                                             Biaya pemeliharaan total
            5.000 jam                                                        8.000.000,00
7.000 jam                                                        8.800.000,00
8.000 jam                                                        9.200.000,00
10.000 jam                                                      10.000.000,00
1)      Kapasitas tertinggi 10.000 jam
Kapasitas terendah 5.000 jam
2)      Biaya semi variabel tertinggi Rp.10.000.000,00
Biaya semi variabel terendah Rp.8.000.000,00
Rp.10.000.000,00 - Rp.8.000.000,00
                                             Rp.10.000.000,00 - Rp.8.000.000,00
3)      Biaya variabel per unit ═
10.000 – 5.000
                                     = Rp 400,00/jam
4)      Biaya tetap total = Rp.10.000.000,00 – ( 10.000 × Rp 400,00 ) = Rp 6.000.000,00
Pada kasus ini biaya tetap total adalah Rp 6.000.000,00 dan biaya variabel per jam Rp 400,00.





B.     Anggaran Fleksibel
Anggaran fleksibel merupakan anggaran yang bersifat dinamis, dimana didalamnya memuat anggaran dari beberapa aktivitas. Lazimnya, penyusunan anggaran fleksibel selalu dikaitkan dengan overhead pabrik, dan biaya overhead pabrik itu sendiri meliputi overhead pabrik variabel dan overhead pabrik tetap. Mengapa anggaran fleksibel tidak banyak dikaitkan dengan biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, jawabannya karena biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung adalah jenis biaya variabel dan tidak ada unsur biaya tetap apalagi semi variabel, jadi dalam perhitungannya sangat sederhana.
Anggaran fleksibel memiliki karakteristik yang jelas sebagai berikut:
a)      Disusun untuk suatu rentangan aktivitas dan bukan untuk satu tingkat aktivitas saja;
b)      Memberikan dasar yang dinamis untuk membuat perbandingan-perbandingan, karena mereka akan secara otomatis akan memberikan informasi yang menyangkut tingkatan volume yang berbeda-beda.











DAFTAR PUSTAKA
Dr. Machfoedz, Mas’ud, M.B.A.Akt,. 1996. Akuntansi Manajemen. STIE WIDYA WIWAHA: Yogyakarta.
Garrison dan Noreen. 2000. Akuntansi Manajemen. Salemba empat: Jakarta.
Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanti. 2008. Akuntansi Manajemen Edisi 2. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial. Salemba empat: Jakarta
daryono.staff.gunadarma.ac.id
widada.staff.gunadarma.ac.id
file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/L%20-%20FPEB/PRODI.../&file...
daryono.staff.gunadarma.ac.id/.../BAB+7+-+PENGANGGARAN.doc
solusiakun.blogspot.com/.../anggaran-fleksibel-anggaran-fleksibel.html